TAHUN BARUANNYA UDAH KELAR BUNG??

Kalau sudah bisa main kembang api…cetar ceter bikin brisik orang di malam hari, trus dapet apa sekarang?? Trus langsung bisa berubah jadi kaya…trus bisa berubah jadi ganteng bagi yang  cowok…trus buat para abg cewek bisa jadi tambah cantik gitu??? Itulah sekelumit  kalimat yang sempat saya baca di salah satu status seorang kawan di salah satu sosial media. Kalimat bernada skeptis itu hanya salah satu contoh dari mungkin masih banyak orang yang beranggapan bahwa perayaan tahun baru dengan segala gegap gempitanya hanyalah merupakan kegiatan yang tidak memberikan dampak apapun pada kehidupan sehari-hari mereka. Tahun baru, apapun jenisnya itu, apakah tahun baru hijriyah, tahun baru suro, dan bahkan tahun baru masehi yang baru saja kita lalui tersebut pada dasarnya bukan hanya bermakna bahwa besok adalah hari libur nasional, atau bahwa besok kalender telah berganti, tetapi pada dasarnya itu adalah suatu momen bagi orang-orang yang berpikir untuk melakukan introspeksi diri atas segala capaian yang telah diraihnya serta menjadi titik balik untuk dapat meraih capaian yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya atau bahkan bagi sebagian orang tahun baru bermakna sebagai langkah awal untuk mencapai segala mimpi mereka.

Dalam konteks kebangsaaan Indonesia, tahun baru 2014 merupakan tahun yang akan sangat penting karena pada tahun tersebut akan dilakukan hajatan 5 tahunan, yaitu Pemilu. Hajatan yang akan menentukan nasib bangsa dan negara ini ke depan, bukan hanya 5 tahun ke depan saja, tetapi bahkan bisa melampau siklus 5 tahunan tersebut. Semua tergantung yang terjadi pada tahun 2014 ini.

Sebagai sebuah bangsa yang besar dengan segala limpahan kekayaan alam dan keindahan bentang alamnya.  Indonesia meliputi luas hampir dua juta kilometer persegi tanah daratan dan dikaruniai sumber daya alam yang berlimpah. Letak Indonesia yang sangat strategis dalam persimpangan lalu lintas perdagangan dunia menyebabkan Indonesia memiliki peran yang sangat strategis dalam percaturan politik ekonomi dunia internasional. Peran strategis Indonesia tersebut telah berhasil dimainkan dengan baik sejak awal kemerdekaan Indonesia melalui pembentukan organisasi Non Blok, pembentukan ASEAN, hingga keikutsertaan Indonesia dalam forum-forum dunia lainnya. Peran Indonesia tersebut tdak lepas dari kemajuan ekonomi yang telah berhasil dicapai oleh Pemerintah Orde Baru melalui program swasembada beras hingga pertumbuhan ekonominya yang menyebabkan Indonesia pernah mendapatkan julukan Macan Asia. Namun kemajuan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menempatkan Indonesia dalam jajaran Macan Asia ternyata harus dibayar mahal dengan berbagai utang luar negeri dan kebijakan ekonomi politik yang ternyata sangat rapuh di dalam yang pada akhirnya melahirkan gerakan people power pada tahun 1998. Pemerintahan-pemerintahan seterusnya pun akhirnya diberikan pekerjaan rumah yang sangat berat karena harus menyelesaikan berbagai problem peninggalan pemerintahan sebelumnya serta masih dihadapkan pada tantangan-tantangan strategis lainnya yang menghinggapi Bangsa Indonesia.

Di tahun 2014 ini, tantangan strategis yang menghinggapi Bangsa Indonesia sangatlah rumit, hal ini disebabkan oleh faktor perkembangan geo politik dunia yang semakin dinamis serta memangkas sekat-sekat antar bangsa. Di samping itu tuntutan perkembangan reformasi 1998 ternyata masih belum mendapatkan hasil seperti yang diinginkan, yaitu masyarakat yang adil dan makmur. Hasil reformasi yang baru dapat dirasakan baru sebatas reformasi di bidang politik, tetapi belum menyentuh ke bidang yang lain. Carut marutnya proses desentralisasi dan otonomi daerah telah menyebabkan munculnya berbagai problem baru yang harus diselesaikan oleh siapapun yang nantinya akan memimpin Bangsa Indonesia ini. Jadi keinget sticker Piye Kabare???,,,lagi jadi trend lagi nih…hahahaha

Pada dasarnya keberhasilan dan kelanggengan suatu kekuasaan pemerintahan didasarkan pada rumus yang sangat sederhana, yaitu bagaimana si penguasa mampu menaklukkan urusan perut dari masyarakat yang dipimpinnya. Keberhasilan politik pangan akan sangat menentukan keberlangsungan suatu rezim pemerintahan. Kita semua bisa melihat, bagaimana sebuah rezim akhirnya diruntuhkan ketika urusan perut dari masyarakat terabaikan. Kejatuhan rezim pemerintahan Presiden Soekarno salah satunya disebabkan oleh abainya rezim pemerintahan tersebut terhadap masalah pangan masyarakatnya, masalah ekonomi masyarakatnya. Kita juga bisa melihat bagaimana rezim-rezim diktator mampu bertahan lama ketika mereka mampu memuaskan urusan perut dari masyarakatnya. Ketika masyarakat kenyang, mereka akan sediki apatis atau abai dengan permasalahan lain yang ada di sekeliling mereka. Rezim Orde Baru telah belajar dari kegagalan rezim sebelumnya sehingga melalui politik pangan swasembada beras, pemerintah Orde Baru mampu melanggengkan kekuasaannya selama lebih dari 30 tahun. Walaupun politik pangan bukan satu-satunya alat yang digunakan oleh Pemerintah Orde Baru dalam usaha melanggengkan kekuasanaanya. Tercatat ada beberapa cara yang digunakan oleh rezim Orde Baru dalam melanggengkan kekuasanaanya:

 

 

  1. Pemerintahan Orde Baru dapat dikatakan merupakan pemerintahan yang berbasis militer;

 

  1. Pemerintahan Orde Baru demi alasan stabilisasi politik guna menunjang pertumbuhan ekonomi yang tinggi mengabaikan nilai-nilai diversitas bangsa dan berusaha menyeragamkan Bangsa Indonesia;

 

  1. Pemerintah Orde Baru melakukan pemberangusan kegiatan sosial politik warga masyarakat melalui pembatasan kegiatan berpolitik serta melakukan penghimpunan apartur negara untuk mendukung salah satu parpol yang merupakan parpol pelat merah;

 

  1. Pemerintahan Orde Baru merupakan pemerintahan hasil kronisme antar para pengusaha yang dekat dengan pemegang kekuasaan, militer dan keluarga dari pemegang kekuasaan negara, atau yang biasa dikenal dengan sebutan politik Patrimonialisme.

 

 

Tantangan dalam perekonomian saat ini adalah mengintegrasikan perkembangan dunia internasional yang semakin datar dengan tata pemerintahan yang responsif terhadap perubahan itu sendiri. Dalam dunia yang semakin cepat dan perkembangan teknologi yang memangkas sekat antar negara menyebabkan banyak perusahaan multinasional kemudian berusaha untuk mencari lokasi ataupun membuka diri terhadap persaingan dalam memperebutkan pangsa pasar yang kebanyakan berada di wilayah dunia selatan (negara-negara berkembang).

Di satu sisi, pemerintah kemudian akan mengalami tekanan-tekanan untuk terus melakukan inovasi guna penyesuaian diri dengan situasi tersebut. Pemerintah harus memperbaiki infrastruktur dasar dan berinovasi dalam kesehatan, pendidikan, dan jaring kemanan sosial seraya pada saat yang sama melakukan pengawasan yang ketat atas pengeluaran negara untuk mencapai stabilitas makro ekonomi. Regulasi pasar harus mencegah orang untuk melakukan spekulasi secara berlebihan. Pemerintah juga dihadapkan pada ekonomi energi dan mengurangi polusi tanpa menimbulkan ekonomi biaya tinggi guna tetap menjaga daya saing industri dalam negeri.

Hal terpenting dari itu semua adalah sudah siapkah lembaga-lembaga publik di negeri kita Indonesia ini menghadapi perubahan yang sebegitu cepat tersebut? Sudah siapkah SDM Indonesia bersaing dengan SDM dari negara-negara lain?? Sudah beranikah mahasiswa Indonesia beradu argumen dengan para mahasiswa dari negara lain di forum resmi, bukan di dunia maya???  Ataukah kita semua masih terbuai dengan perayaan tahun baru yang baru saja kita lalui dengan pesta pora tersebut??? Yang pasti mau kita siap atau tidak siap..waktu akan terus berjalan dan menggilas siapa saja yang tidak mempersiapkan diri dengan matang. ITU!!!!

Pos ini dipublikasikan di Sosial Politik. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar